NewsTipikor-Siapa Kita ? Indonesia, Pancasila Yes, NKRI ? Harga Mati, yel-yel tersebut begitu bergemuruh ketika panitia mencoba memancing semangat para peserta kegiatan Sosialisasi ke IV tentang Empat Pilar Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Marwan Dasopang di Daerah Pemilihannya (Dapil), Sumatera Utara, yang berlangsung 17 November lalu.
Peserta yang hadir tidak hanya mewakili santri pondok Pesantren Darul Istiqamah Kota Padang Sidempuan, tetapi unsur guru atau kelompok Badan Silaturrahim Pondok Pesantren (BSPP), tokoh masyarakat dan warga sekitaran Pondok Pesantren Darul Istiqamah.
Marwan menegaskan, Indonesia sesuatu hal yang teramat mahal harganya jika kita mencoba merecokinya dengan sesuatu paham dan kepentingan apapun yang mencoba memancing persoalan didalamnya, “Indonesia itu ibarat kapal besar yang didalamnya banyak penumpang, jika ada ada sekelompok orang yang berusaha membocorkan kapal ini maka akan berakibat fatal untuk menenggelamkan semuanya” ya “kita semua akan rugi” “tenggelam dalam penyesalan yang dalam” tutur Marwan.
Terkadang menurut Marwan kita mulai abai akan pentingnya persatuan dan kesatuan karena itu, kita sering menganggap bahwa cacian, hinaan, makian sebagai seseuatu hal yang lumrah bagian demokrasi, padahal sejak kecil kita sudah diatur untuk saling hormat menghormati, menyampaikan pendapat dengan santun, elegan dan tidak sedikitpun rasa permusuhan yang ditimbulkannya.
Negara memang butuh kritik sebagai sebuah energi tetapi kritiklah yang konstruktif tetap mengedepankan nilai-nilai dan moral dalam landasan kritik kita. Kita perlu belajar terhadap para orangtua kita terdahulu tentang betapa arifnya mereka untuk menyelesaikan persoalan.
Dulu didesa-desa menurut Marwan ada istilah “Marsali”, “Marsialap Ari” Marpege-pege atau kegiatan sejenis lainnya, hal demikian adalah usaha kreatif dan bijak untuk saling membantu dan menguatkan dikala suka maupun duka.
Semua harus satu rasa, bersatu untuk menyelesaikan persoalan sehingga semua merasa bersaudara. Hal demikian ini penting untuk memupuk tunas-tunas muda Indonesai kembali ke jati dirinya, yakni Indonesai seutuhnya yang mencintai bangsa dan peradabannya pungkas Marwan.